Sinopsis Buku:
Memanah bukan hanya keterampilan bertahan atau olahraga, tetapi juga bagian dari warisan spiritual dan fisik dalam Islam. Rasulullah ﷺ menganjurkan umatnya untuk mempelajari seni memanah, karena di dalamnya terdapat latihan kesabaran, fokus, serta kekuatan mental dan fisik.
Buku ini mengupas secara mendalam:
Keutamaan memanah dalam Islam berdasarkan Al-Qur’an dan hadis
Memanah sebagai bagian dari Furusiyyah, keahlian strategi dan kepahlawanan
Manfaat fisik dan mental dari latihan memanah
Kisah para sahabat yang mahir dalam seni memanah dan pertempuran
Jangan lewatkan! Hidupkan kembali semangat para sahabat dengan seni memanah.
Miliki bukunya sekarang dan jadilah pemanah tangguh secara fisik & spiritual!
Spesifikasi Buku:
Penulis: Ermanno Graffinya
Jumlah Halaman: 174 halaman
Format: Softcover
Ukuran: A5 (14,8 cm × 21 cm)
Harga: Rp80.000
Buku “300 Menit Belajar Membaca Kitab Gundul” adalah panduan cepat dan praktis untuk memahami kitab kuning—kitab berbahasa Arab tanpa harakat—dengan menggunakan Metode Quantum, sebuah pendekatan yang sistematis, ringkas, dan mudah diterapkan oleh berbagai kalangan.
Disusun berdasarkan pengalaman lebih dari satu dekade sejak tahun 2015, buku ini telah digunakan dalam berbagai pelatihan dan dibahas secara luas di platform YouTube, dengan jumlah penonton mencapai ratusan ribu. Hal ini menjadi bukti bahwa metode yang digunakan dalam buku ini efektif dan telah membantu banyak orang untuk memahami teks Arab klasik secara mandiri.
Dengan rumus-rumus praktis, tabel ringkas, dan tambahan petunjuk warna-warni, pembaca akan dipandu secara bertahap untuk mengenali struktur kalimat, memahami pola kata, hingga bisa membaca dan menerjemahkan kitab gundul tanpa harakat.
Buku ini sangat cocok bagi pemula, pembelajar mandiri, atau masyarakat umum yang ingin menguasai dasar-dasar bahasa Arab namun memiliki keterbatasan waktu.
Dengan metode yang terbukti efektif, buku ini menjadi bekal berharga bagi siapa saja yang ingin menguasai kitab gundul hanya dalam 300 menit!
Dalam buku ini, Anda akan mempelajari:
✔️ Struktur dasar bahasa Arab dan kaidah tata bahasanya
✔️ Cara mengenali pola kalimat dalam kitab gundul
✔️ Teknik cepat dalam memahami makna teks tanpa harakat
✔️ Latihan-latihan praktis yang memudahkan pemahaman
Cocok bagi pemula yang ingin menguasai kitab kuning dalam waktu singkat, buku ini menjadi referensi yang tepat bagi siapa saja yang ingin memperdalam ilmu bahasa Arab—terutama bagi mereka yang tidak menempuh pendidikan di pesantren.
📖 Baca, pahami, dan kuasai kitab gundul dalam 300 menit!
Spesifikasi Buku:
Penulis: Ermanno Graffinya
Jumlah Halaman: 146 halaman
Ukuran & Harga:
A5 (14,8 cm × 21 cm) – Softcover – Rp80.000
B5 (17,6 cm × 25 cm) – Hardcover – Rp145.000
Geger Cilegon 1888 – Jilid 1
Amuk Jawra dan Perlawanan Ulama Melawan Pejajah
Sinopsis Buku Jilid 1:
Geger Cilegon 1888 adalah letusan amarah rakyat yang telah lama tertindas di bawah kekuasaan kolonial Belanda. Dipimpin oleh Haji Wasid, didukung oleh para ulama dan jawara, perlawanan ini lahir dari ketidakadilan yang tak lagi bisa ditoleransi. Pajak yang mencekik, penghancuran tempat ibadah, serta penindasan terhadap ajaran Islam memicu gelombang kemarahan yang tak terbendung.
Dengan strategi yang matang, para jawara turun ke medan tempur, sementara para ulama membakar semangat perjuangan. Serangan mereka mengguncang pusat kekuasaan kolonial, menargetkan Asisten Residen Gubbels dan pejabat Belanda lainnya. Namun, meskipun sempat menguasai keadaan, pengkhianatan dan kekuatan kolonial yang lebih besar membuat perlawanan ini berakhir tragis. Para pemimpin perjuangan ditangkap, dibuang, atau dihukum mati, sementara Cilegon tenggelam dalam represi yang lebih keras.
Buku ini mengupas secara mendalam latar belakang sosial, strategi penyerangan, hingga dampak penghancuran gedung-gedung bersejarah pasca-pemberontakan. Jejak para pejuang yang terlupakan dihidupkan kembali, membuktikan bahwa perjuangan mereka bukan hanya milik sejarah, tetapi juga inspirasi bagi masa depan.
Inilah kisah yang hampir terlupakan. Kisah tentang keberanian, pengkhianatan, dan harga yang harus dibayar demi kebebasan.
Spesifikasi Buku:
Penulis: Bambang Irawan
Penerbit: Graffinya Design Crafting
Jumlah Halaman: 246 halaman
Ukuran: A5 (14,8 cm × 21 cm)
Jilid: Softcover
Harga: Rp. 90.000
Geger Cilegon 1888 – Jilid 2
Perempuran Akhir
Sinopsis Buku Jilid 2:
Setelah amuk para jawara dan perlawanan sengit para ulama di Cilegon, perjuangan rakyat menghadapi titik balik yang menentukan. Kolonial Belanda, yang sempat terkejut oleh serangan mendadak, segera mengerahkan pasukan besar untuk menghentikan pemberontakan.
Dari tragedi berdarah di Toyomerto, pengejaran tanpa henti terhadap Haji Wasid dan para pejuang, hingga ekspedisi militer Belanda yang brutal, Jilid 2 ini mengungkap bagaimana Cilegon dibakar, para pejuang ditangkap, dan desa-desa dihancurkan. Rute pelarian para pemimpin perjuangan penuh dengan pengkhianatan, penderitaan, dan pengorbanan.
Di Muara Sungai Cisiih, babak terakhir perjuangan pun terjadi. Haji Wasid dan rekan-rekannya bertahan hingga titik darah penghabisan, sebelum akhirnya gugur sebagai martir dalam perlawanan yang menggetarkan sejarah Banten.
Buku ini menyajikan fakta-fakta yang jarang terungkap, dari lokasi eksekusi para pejuang, jejak duet maut Haji Wasid dan Haji Tubagus Ismail, hingga bagaimana Geger Cilegon membentuk karakter perlawanan rakyat di masa depan.
Karena sejarah adalah nyala api yang tak boleh padam, Geger Cilegon 1888 menjadi bukti bahwa keberanian dan pengorbanan tak pernah sia-sia. Perlawanan para ulama dan jawara melawan tirani kolonial bukan sekadar catatan masa lalu, tetapi warisan semangat yang terus mengalir dalam denyut sejarah bangsa.
Spesifikasi Buku:
Penulis: Bambang Irawan
Penerbit: Graffinya Design Crafting
Jumlah Halaman: 246 halaman
Ukuran: A5 (14,8 cm × 21 cm)
Jilid: Softcover
Harga: Rp. 95.000
Geger Cilegon 1888 – Jilid 3
Sinopsis Buku Jilid 3:
Lebih dari setengah abad setelah dihapuskannya Kesultanan Banten, kerinduan rakyat untuk memiliki sultan mereka kembali tak pernah surut. Masyarakat mulai memikirkan upaya merebut kembali tanah Banten dari kekuasaan pemerintah Hindia Belanda. Pada tahun 1883, setelah letusan dahsyat Gunung Krakatau, para kiai memulai konsolidasi untuk menggalang gerakan revolusi. Perlawanan ini melibatkan para kiai, petani, dan nelayan dari wilayah pantai utara Banten sebagai reaksi terhadap kebijakan kolonial yang sangat merugikan.
Kelompok nelayan di Bojonegara bahkan sempat mengajukan petisi terkait pajak perahu yang memberatkan, namun tak dihiraukan. Pada tahun 1886, gerakan yang dipimpin para kiai mulai mendapat dukungan luas. Mereka menyusun rencana dengan hati-hati dan perhitungan matang. Karena minim persenjataan, mereka mengandalkan taktik dan strategi gerilya untuk meraih kemenangan.
Namun, faktor-faktor di luar dugaan menggagalkan rencana besar itu. Keberhasilan merebut Cilegon berhasil dipatahkan sebelum mereka sempat menguasai Serang, ibu kota Karesidenan Banten. Pemerintah Hindia Belanda segera mengirimkan pasukan untuk melakukan penangkapan besar-besaran. Operasi militer disertai intimidasi meluas membuat keluarga para pejuang ketakutan, hingga banyak di antara mereka saling menyangkal dan menyembunyikan identitas. Akibatnya, keturunan para pejuang tak lagi mengenali leluhur mereka karena orang tua mereka enggan mengakui silsilah.
Begitu pula dengan hampir seluruh dzuriyyah Kesultanan Banten—terputus pada generasi berikutnya. Geger Cilegon telah memadamkan jejak darah para sultan, membuat silsilah mereka “mati obor” hingga hari ini. Sebagian besar tokoh yang terlibat dalam peristiwa ini merupakan kaum Santana, para keturunan bangsawan Kesultanan. Haji Tubagus Ismail memainkan peran penting dalam menyatukan kembali kaum Santana, karena dialah yang direncanakan untuk memimpin sebagai penerus Kesultanan Banten.
Spesifikasi Buku:
Penulis: Bambang Irawan
Penerbit: Graffinya Design Crafting
Jumlah Halaman: 140 halaman
Ukuran: A5 (14,8 cm × 21 cm)
Jilid: Softcover
Harga: Rp110.000
(PREORDER)
Geger Cilegon 1888
Geger Cilegon 1888 - Perlawanan Rakyat Banten Merebut Kemerdekaan dari Pemerintahan Kolonial Belanda
Penulis: Bambang Irawan
Penerbit: Graffinya Design Crafting
Sinopsis Buku:
Buku ini menceritakan perjalanan panjang tentang catatan sejarah Kota Cilegon yang luput dari perhatian. Sejak era kesultanan, zaman penjajahan, hingga masa kemerdekaan dan perkembangan saat ini, Cilegon memiliki sejarah yang kaya dan penuh perjuangan.
Salah satu peristiwa paling bersejarah adalah Geger Cilegon 1888, pemberontakan besar yang dipimpin oleh para ulama dan tokoh masyarakat melawan penindasan kolonial Belanda. Perlawanan ini muncul sebagai bentuk perjuangan rakyat dalam mempertahankan kehormatan, agama, dan hak-hak mereka.
Dengan riset sejarah yang kuat, Bambang Irawan menghadirkan narasi yang hidup dan menggugah, mengajak pembaca untuk memahami semangat juang rakyat Cilegon serta pelajaran berharga dari peristiwa-peristiwa yang membentuk kota ini.
Sebuah kisah heroik yang menggugah dan penuh makna!
Dapatkan bukunya sekarang dan pelajari sejarah yang nyaris terlupakan!
Spesifikasi Buku:
Penulis: Bambang Irawan
Penerbit: Graffinya Design Crafting
Jumlah Halaman: 459 halaman
Ukuran: A5 (14,8 cm × 21 cm)
Jilid: Hardcover
Harga: Rp250.000